Mengapa
Humas harus bisa menulis?
Tugas
Humas menjaga hubungan baik dengan publik internal maupun publik eksternal.
Hubungan tersebut berlangsung terus menerus secara dinamis, sehingga
tidak mungkin bisa dijalin hanya dengan komunikasi lisan, apalagi hanya
mengandalkan face to face communication. Maka perlu bagi Humas bisa menulis,
karena:
Hubungan
dengan publik internal kadang harus dijalin melalui media kehumasan,
misalnya: newsletter, inhouse magazine,
maupun website perusahaan. Maka penting bagi Humas
menguasai cara penyajian semua bentuk tulisan untuk media internal. Minimal
menguasi cara penulisan berita (khususnya berita lempang)
dan feature (terutama feature profil,
human interest, dan how to do it).
Hubungan
dengan publik eksternal harus dilakukan melalui media massa yang dikelola oleh
jurnalis, sehingga pesan (tulisan) yang disampaikan harus mengikuti kaidah
penulisan jurnalistik. Misalnya, ketika Humas menyampaikan press release
(siaran pers), harus ditulis dalam bentuk berita sebagaimana berita yang
ditulis oleh wartawan media tersebut. Press release yang tidak layak berita
akan mengisi kotak sampah wartawan.
Humas
juga harus mampu menulis Advertorial (singkatan dari Advertensi dan Editorial),
yaitu iklan terselubung yang dikemas dalam karya jurnalistik. Iklan tersebut
bisa ditulis dalam bentuk berita, feature, artikel, atau kolom agar menarik
layaknya sebuah karya jurnalistik, bukan iklan. Untuk itu, Humas harus pula
mampu mengemas tulisan yang memenuhi syarat seperti karya jurnalistik.
Saat
perusahaan menjadi pusat pemberitaan media, Humas akan menjadi salah satu
sumber yang dicari banyak wartawan. Dalam situasi seperti itu, akan sangat kalau hanya mengandalkan komunikasi lisan.
Biasanya kasus salah kutip maupun salah tafsir oleh wartawan terjadi
karena penyampaian informasi secara lisan. Maka memberi keterangan
tertulis akan lebih baik, karena informasinya akan diterima sama oleh
semua wartawan, sehingga tidak perlu menyampaikan informasi sama
berulang-ulang. Juga Humas akan memiliki alat kontrol jika ada
salah kutip oleh wartawan.
Mengapa Humas harus mempelajari Berita?
Pada
sesi pembelajaran tentang berita, biasanya akan dijelaskan tentang:
apa itu berita, bagaimana proses terjadi berita, bagaimana proses
pencarian berita, dan bagaimana cara penulisan berita. Materi tersebut
sangat berguna bagi tugas Humas, sebagai berikut:
Humas
sering menyelenggarakan kegiatan yang mengundang wartawan dan berharap agar
mereka memberitakannya, misalnya: konferensi pers, pameran, seminar, open
house, kegiatan amal, dan sebagainya. Maka dengan memahami
tentang bagaimana fakta layak berita serta proses terjadi berita,
petugas Humas bisa merancang kegiatan yang layak diberitakan wartawan.
Humas
sering menulis press release (siaran pers) yang dikirim ke
berbagai media dan berharap agar mereka memuatnya dalam bentuk berita. Maka
dengan menguasai cara penulisan berita,
Humas bisa menulis press release tersebut dalam bentuk berita
yang siap dicetak/disiarkan oleh media.
Humas
sering diserahi tugas mengelola media perusahaan, maka dengan memahami tentang
berita, tidak mungkin ada kesulitan bagi Humas dalam mengelola media tersebut.
Apalagi kalau dia juga pernah mempelajari teknik pencarian berita,
termasuk teknik wawancara.
Humas
kadang tergoda juga beralih profesi jadi Jurnalis, maka dengan memahami A
sampai Z tentang berita, dia tidak akan mengalami hambatan berarti dalam
menajalani profesi baru sebagai jurnalis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar